
Tubuh kita memiliki sistem pertahanan yang luar biasa bernama sistem imun. Salah satu komponen penting dalam sistem ini adalah sel darah putih, khususnya neutrofil. Neutrofil bertugas sebagai “prajurit garis depan” yang melawan infeksi bakteri. Ketika jumlah neutrofil dalam darah sangat rendah, kondisi ini disebut neutropenia.
pafi Rengat (Persatuan Ahli Farmasi Indonesia) mengajak masyarakat untuk mengenali lebih jauh tentang apa itu neutropenia, penyebabnya, gejalanya, serta cara penanganannya. Karena meskipun terdengar asing, neutropenia bisa terjadi pada siapa saja dan berisiko menimbulkan infeksi serius.
Apa Itu Neutropenia?
Neutropenia adalah kondisi medis di mana jumlah neutrofil dalam darah berada di bawah batas normal. Secara umum, seseorang dikatakan mengalami neutropenia jika kadar neutrofilnya di bawah 1.500 sel per mikroliter darah. Semakin rendah jumlahnya, semakin tinggi risiko tubuh terkena infeksi.
Menurut pafi, neutropenia bisa berlangsung dalam jangka pendek (akut) atau lama (kronis), tergantung penyebab dan kondisi tubuh pasien.
Penyebab Neutropenia
Neutropenia bisa disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari efek samping pengobatan hingga kondisi genetik. Berikut beberapa penyebab umum yang sering dijumpai:
1. Efek Samping Kemoterapi atau Radioterapi
Pengobatan kanker seperti kemoterapi dan terapi radiasi dapat merusak sumsum tulang, tempat pembentukan sel darah putih. Ini adalah salah satu penyebab neutropenia paling sering.
2. Infeksi Virus
Beberapa virus seperti hepatitis, HIV, atau Epstein-Barr dapat mengganggu produksi neutrofil.
3. Kelainan Autoimun
Penyakit autoimun seperti lupus atau rheumatoid arthritis dapat menyebabkan tubuh menyerang sel darah putihnya sendiri.
4. Kekurangan Nutrisi
Kekurangan vitamin B12, asam folat, atau tembaga dapat memengaruhi produksi neutrofil.
5. Kondisi Genetik
Beberapa orang terlahir dengan kelainan genetik yang menyebabkan neutropenia kronis sejak kecil.
6. Penggunaan Obat-obatan Tertentu
Menurut pafi, beberapa antibiotik, antitiroid, dan antikonvulsan juga bisa menyebabkan neutropenia sebagai efek samping.
Gejala Neutropenia yang Perlu Dikenali
Salah satu hal yang perlu dipahami, neutropenia sering kali tidak menimbulkan gejala yang jelas sampai seseorang mengalami infeksi. Namun, jika sudah mulai terjadi infeksi, gejala yang umum antara lain:
-
Demam (terutama di atas 38°C)
-
Luka yang sulit sembuh atau memburuk
-
Sariawan atau nyeri mulut
-
Nyeri tenggorokan
-
Diare atau sakit perut
-
Infeksi saluran kemih
pafi Rengat menekankan bahwa demam pada pasien neutropenia harus dianggap serius dan segera ditangani karena sistem imun mereka lemah dalam merespons infeksi.
Cara Mendiagnosis Neutropenia
Diagnosis neutropenia dapat dilakukan melalui pemeriksaan darah lengkap (complete blood count/CBC) yang menunjukkan kadar neutrofil. Jika hasilnya menunjukkan angka di bawah normal, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan untuk mengetahui penyebabnya, seperti:
-
Tes fungsi sumsum tulang
-
Pemeriksaan infeksi (seperti HIV, hepatitis, dll.)
-
Tes autoimun
-
Riwayat penggunaan obat atau paparan bahan kimia
Apoteker dari pafi juga berperan dalam membantu pasien memahami hasil laboratorium dan memberi informasi tentang kemungkinan efek samping obat yang sedang dikonsumsi.
Penanganan dan Pengobatan Neutropenia
Penanganan neutropenia sangat tergantung pada penyebabnya. Berikut beberapa pendekatan pengobatan yang umum digunakan:
1. Penghentian atau Penggantian Obat
Jika neutropenia disebabkan oleh obat tertentu, dokter bisa menghentikan atau mengganti obat tersebut dengan alternatif yang lebih aman.
2. Pemberian G-CSF
Granulocyte-Colony Stimulating Factor (G-CSF) adalah obat yang merangsang sumsum tulang untuk memproduksi lebih banyak neutrofil. Obat ini sering diberikan pada pasien kanker.
3. Transfusi Sel Darah Putih
Dalam kondisi yang parah, pasien mungkin memerlukan transfusi neutrofil, meski ini jarang dilakukan karena risiko efek samping.
4. Pencegahan dan Pengobatan Infeksi
Penggunaan antibiotik profilaksis sering diberikan untuk mencegah infeksi pada pasien neutropenia berat. pafi menekankan pentingnya edukasi tentang penggunaan antibiotik yang tepat agar tidak terjadi resistensi.
5. Terapi Nutrisi
Jika kekurangan nutrisi menjadi penyebab, pemberian suplemen seperti vitamin B12 atau folat sangat membantu.
Pencegahan Infeksi pada Penderita Neutropenia
Karena daya tahan tubuh menurun, penderita neutropenia perlu melakukan langkah-langkah pencegahan ekstra. Berikut tips dari pafi Rengat:
-
Cuci tangan secara rutin dengan sabun
-
Hindari keramaian atau orang yang sedang sakit
-
Masak makanan hingga matang sempurna
-
Hindari makanan mentah atau tidak higienis
-
Bersihkan luka sekecil apapun dengan antiseptik
-
Gunakan masker saat bepergian ke tempat umum
Apoteker pafi siap memberikan panduan praktis tentang gaya hidup sehat untuk mencegah infeksi pada pasien neutropenia.
Neutropenia adalah kondisi yang bisa berbahaya jika tidak ditangani dengan tepat, terutama karena tubuh menjadi lebih rentan terhadap infeksi. Namun, dengan diagnosis dini, pengobatan yang tepat, dan edukasi yang memadai, pasien neutropenia tetap bisa menjalani hidup sehat.
pafi Rengat (Persatuan Ahli Farmasi Indonesia) mengajak masyarakat untuk tidak mengabaikan gejala yang tampak ringan seperti demam atau luka yang tak kunjung sembuh, karena bisa menjadi tanda adanya neutropenia. Konsultasikan dengan tenaga kesehatan dan apoteker pafi untuk mendapatkan penanganan dan informasi terbaik.